perempuan tanpa nama
Petang ini aku hanya bisa memandangimu dari jauh,maafkan aku,aku tak mampu hadir nyata dihadapanmu.
Aku begitu tidak punya nyali untuk menemuimu.
Aku melihat kau duduk dengan begitu tenangnya disudut cafe yang kita sepakati menjadi tempat pertemuan kita.
Kau tidak banyak berubah hanya kau nampak lebih matang dan tenang.
Tahukah kamu...mengertikah kamu,sejak kita bertemu di dunia maya,aku jadi tertular ketenanganmu itu.
Aku juga jadi begitu menganggap semuanya itu harus dilalui dengan kesabaran.
Kau membuat banyak perubahan pada diriku.
Kau mengasah kepekaan yang aku miliki...karena kau jualah aku begitu berani belajar dengan apa yang punyai.
Kau begitu mengajarkan apa arti keabadian.
Bahwa semua tentang keabadian itu kita tidaklah berhak karena yang abadi itu cuma Gusti Allah semata.
Darimu aku belajar bahwa semua itu dijalani dengan legowo...dengan keikhlasan.
Bagiku kau cukup hadir di ruang jiwaku,bertumbuh disana adalah hal yang paling nyaman bagiku.
Untuk menemuimu aku tidak bernyali karena aku pun takut dengan keadaanku.
Cukup kau hadir di ruang jiwaku.
Memandangmu dari jauh sudah lebih dari cukup bagiku.
2 jam berlalu,aku pun melihat kau beranjak dari kursimu...kaupun berlalu.
Aku menjauh darimu tapi kau hadir di ruang jiwaku.
Negara Tropis,panas menyengat walaupun matahari bersembunyi dibalik awan.
09 August 2010
No comments:
Post a Comment