Wednesday, September 14, 2011

Jalan Apapun yang Dilalui itu Hal Terbaik yang Harus Kita Syukuri

Negara Tropis, kering merindukan hujan.


Semalam aku terjaga lalu hening dalam kesendirian merenung dalam doa.
Seakan kumparan waktu mengurai, serat-seratnya terlihat jelas, dan baiknya aku sibuk mohon ampunan atas segala keluhku. Aku yakini perihnya hati, kerasnya hidup itu memang layak aku lalui dengan penuh syukur karena aku sadar bahwa semua kepahitan, kekeringan, memang harus aku lalui, suratanNya ini adalah kasih sayangNya untukku, agar aku hidup dengan kuat bukan terlena.
Sejenak aku meratapi diri, betapa aku ini banyak kurang bersyukurnya dengan banyak mengeluh kenapa mesti sering tertimpa fitnah dan tuduhan-tuduhan yang keji dari mulut manis orang yang aku percayai sangat baik.
Lalu serasa ada aliran air sejuk mengaliri hatiku, sejuk membuat rongga dadaku melonggar lega, ada bisikan bahwa semua yang terjadi yang menimpaku itu demi kebaikanku.
Malam tadi, langit mendung pun bisa begitu menawan, udara penuh kesejukan menyapaku.
Alhamdulillah Ya Allah, Kau beri begitu banyak warna dalam hidupku...


Ya Allah, aku mohon kebaikan, baik yg cepat atau lambat, apa yg kuketahui & yg belum ku tahu. Aku berlindung padaMu dr semua kejahatan baik yg cepat atau yg lambat, apa yg kuketahui & apa yg belum kutahu. ... Ya Allah, aku mohon surga & amalan yg dpt mendekatkan pd nya baik ucapan atau amalan. Aku berlindung dr neraka & apa saja yg dpt mendekatkan padanya baik ucapan atau amalan. Dan aku mohon agar Kau menjadikan setiap keputusan yg kau takdirkan itu baik untukku
 (HR. Ibnu Majah)

Tuesday, September 13, 2011

Mulut manismu penuh racun

Negara Tropis panas membara baiknya untuk membakar kebencian agar menjadi kedamaian, sebaiknya begitu.




Aku terkesiap tak menyangka, tuduhan-tuduhan keji yang ditujukan padaku itu hasil pemikiran si mulut manis yang aku anggap memang manis dan tidak berbahaya.
Ternyata aku salah, justru tuduhan keji itu hasil olahan orang baru yang selalu bermulut manis padaku.
Aku kaget penuh dengan kekecewaan, tidak aku sangka tapi memang ini yang harus terjadi, ini yang harus aku lalui.
Kenapa kau menganggapku culas padahal sedikitpun aku tidak pernah merugikanmu, malah aku merasa dekat sampai aku merasa kau orang yang baik dan santun.
Ini memang jalan yang aku lalui agar tersadar kembali bahwa tempat paling mulia adalah hening dalam doa, merintih penuh sedih hanya padaNya semata.
Bahwa Allah tidak pernah mengecewakan hambaNya.
Ini pelajaran mahal bagiku agar aku tidak terlalu eforia menyambut orang yang bermulut manis karena sebenarnya pandanganku cuma sebatas permukaan, aku tidak bisa membaca hati orang.


Aku kecewa tapi bukan berarti menyumpah serapah dirinya dalam doaku. Doa apa yang penuh sumpah serapah ??? Itu bukan doa, doa itu penuh kebaikan, penuh dengan bersihnya hati.
Aku berdoa untuknya agar hatinya kelak bersih dan bening bahkan manis, semanis mulutnya.


*dalam kekecewaan tapi tetap harap penuh kedamaian dan kebaikan, jarak yang jauh baik bagi kita*