Thursday, May 2, 2013

Sejarah

Malang, awal May 2013 di senja anganku.

Kalau sudah berlalu itu semua jadi sejarah
Oh tentu saja tidak tertulis secara nyata cuma sudah Kau lalui dan jadi sejarah bagimu.
Dia berkata seperti itu padaku, pada anganku
Dia siapa sih
Ya pemikiranku sendiri berkata pada benakku
Beberapa kali ada berita kematian yang sampai padaku membuatku bertanya pada diriku sendiri, sampai usia hampir 40 tahun ini apakah bekalku ada dan cukup?
Lalu aku melihat diriku di kaca hatiku, aku cuma seperti anak kecil yang membawa bekal sepotong roti kecil, sebotol kecil air minum dan semua bekal itu untuk menuju jalan panjang.
Ah manalah cukup
Memang masih belum cukup
Untuk itu aku harus membuang banyak hal yang tidak berguna yang menempel padaku
Membuang prasangka buruk pada siapa pun
Membuang sakit hati yang menyesakkan dada
Membuang kekhawatiran tentang hidup
Toh semua sudah digariskanNya
Termasuk kenapa mesti bertemu dengan kesulitan, hinaan, tuduhan serta penghakiman orang lain padaku.
Biarlah semua dilempar ke arahku asal aku tidak membalas dengan hal-hal yang membuat orang lain terlilit kesulitan.
Berat?
Pastilah itu tapi aku pikir sudahlah demi mengisi bekalku yang tak tau harus dibawa pergi kapan.

Seorang Ulama besar telah pergi, jawaban tuduhan padanya nyata bahwa dia itu murni tulus.
Buktinya pembangunan Pesantren impiannya tersendat lama dan belum terwujud, bohong belaka kan kalau ada yang menuduhnya jika dia menjual ayat Allah.
Begitu ya Allah kalau menjawab tuduhan manusia, pelan tapi menampar di hati.

Bagaimana dengan aku?
Bekalku masih kosong Ya Allah, beri aku kesempatan.

Sejarah seseorang itu baru ada setelah dia mati, sejarah panjang Ust Jefri Al Buchori yang berpulang di usia 40 tahun di 26 April 2013 itu menyisakan lebih dari 40 tahun cerita tentang kebaikannya. 
Siapa yang mengatur? Allah semata.
Siapa yang menjawab? Allah semata.
Sejarahnya lebih panjang dari usianya, Allah yang menuliskan bukan kita.
Lalu bagaimana Allah akan menuliskan tentang aku? itu yang harus aku siapkan bukan jaga image-ku tapi bagaimana aku mengisi bekalku.
Ingat benar kata-kata Alm Uje : Yg paling banyak aku sembunyikan adalah keburukanku... Dan yg paling banyak aku nampakkan adalah kebaikanku.
Selamat jalan guruku.
Takluk, gemetar ketika jujur menyapa bahwa kita bukan bangunan yang bisa kita rancang seperti kita merancang image di dunia maya.
Paling aman untuk menorehkan sejarah bagiku sendiri adalah tetap merasa bodoh agar tidak berhenti membaca, tetap merasa kotor agar tetap rajin membersihkan diri, tetap merasa bukan siapa-siapa karena memang sejatinya kita bukan siapa-siapa, hanya butiran debu yang ditiupkan Sang maha hidup di bumi ini.

Bagaimana aku menutup sejarah hidupku, berjalan sebaik-baiknya di kehidupan ini, berjuang sebaik mungkin lalu berpasrah paling pasrah.