Monday, August 6, 2012

Pemenang Sesungguhnya adalah Siapa Yang Bertahan

Negara Tropis dalam buaian angin dingin.

Di saat aku merasa sudah tidak ada kekuatan lebih lagi untuk melawan keadaan yang sedang sering memojokkanku, keajaiban itu datang.
Sejak sadar betul bakal ada jalan panjang berliku serta terjal yang harus aku lalui, aku cuma meminta Allah memberiku kekuatan padaku untuk bertahan sampai aku bisa melalui semua.
Mendampingi seseorang yang luar biasa dalam segala hal itu tidak butuh hal yang luar biasa, hanya dibutuhkan kekuatan untuk bertahan.
Beberapa orang yang merasa peduli padaku seakan mendukungku tapi yang aku dapat adalah sebaliknya, seakan mereka selalu meyakinkan jalan yang aku lalui terlalu berat buatku. Hal ini yang membuatku berhenti untuk sekedar berbagi melepas penat. Aku sudah menetapkan diri baiknya dalam tangisku itu aku bawa dalam doa saja. 
Allah itu bukan sekedar sebaik-baiknya pelindung * penolong tapi Dia itu luar biasa menyerap segala tangis dan lelahku.
Apakah aku sadar begitu saja ?
Tidak.
Aku melaluinya dari sebuah pengkhianatan seseorang yang begitu mudah mengumbar keluh kesahku.
Dari teguran Allah itu aku jadi percaya bahwa tempat paling luhur untuk menghiba keluh kesah itu cuma pada Allah Semata.
Dari sebuah pengkhianatan aku belajar untuk tidak percaya begitu saja pada manusia bermulut manis.
Pahitnya berkeluh kesah pada sesama itu adalah direndahkan.
Jauh berbeda dengan apabila kita berkeluh kesah pada Allah, kemuliaan dijanjikanNya.
Terlalu sombong kalau aku tidak berkeluh kesah pada Allah.
Aku sering merasa menulis begitu banyak surat keluhan padaNya sebanyak aku mensyukuri nikmaNya yang melimpah.
Air mata tak sia-sia jadi hina kalau menangis padaNya.
Aku mohon kekuatan untuk bertahan dalam keadaan apapun.
Aku tidak peduli kata orang yang selalu mengecilkan tekadku, tidak berpengaruh lagi.
Aku bertahan untuk menang demi anak-anak.
Itu saja.

*di suatu tanggal, di bulan Seribu Bulan Ramadhan 1433 H, di suatu tempat, di kesunyian dari riuhnya dunia*

Thursday, August 2, 2012

Eva Cassidy - Fields of Gold lyrics

Di Kala Fajar Menyambut Mentari

Aku diam duduk termangu dalam banyak dunia di pikiranku, sejenak aku terhempas, tertampar, adakah Allah di benakku ?
Begitu ramainya dunia dalam pikiranku.
Allah, Allah, Allah tempatku bergantung semata.
Tempatku berpasrah.
Sejenak dunia yang riuh lalu lalang di pikiranku itu berhenti, hanya karena naungan di dunia membuatku masuk dalam putaran sibuknya dunia.
Astaughfirullah ...
Di kala fajar menjelang mentari hangat aku mulai kembali dalam keheningan.
Entahlah, aku yakin segala usaha tiada yang sia-sia terlebih dalam balutan doa-doa.
Dari dasar hati yang syahdu aku bergumam pelan lirih ... sudahlah Duhita, Allah Yang Serba Maha yang menyediakan jalanmu.
Demikian juga Allah yang akan menyediakan tempat untuk kami bernaung.
Pelajaran penuh makna adalah mulai saat ini kami harus mempersiapkan tempat tinggal anak-anak kelak, agar energi dan pikiran mereka kelak lebih kreatif dan siap menyongsong apa yang akan mereka hadapi.
Di kala fajar menjelang matahari, kesadaran muali menghangat bahwa hidup hanya pinjaman dariNya semata maka sudah seharusnya aku harus mempersiapkan anak-anak, bekal mereka agar cukup kami saja yang demikian berjuang untuk hal-hal mendasar saat ini.
Di kala fajar menjelang mentari aku berharap kelak kesadaran tetap menyengatku agar rasa terlunta-lunta dalam menipisnya tenaga dalam masa perjuangan tidak dialami anak-anakku.
Allah sampai mana ijinMu untukku memiliki naungan di dunia ini...lirihku bertanya dalam kilasan peristiwa.
Dalam keterbatasan yang aku punyai saat ini aku seakan mencari seoongok batu untuk menghindari badai di gurun pasir di tempatku berpijak saat ini...entahlah

*di suatu tanggal, dalam banyak doa mohon naungan Allah semata.

Letter to You

Dear You

Hello Love,
Apa kabarmu ?
Tahukah Kau kalau aku begitu kaya sejak bertemu denganmu.
Tahukah Kau kalau aku begitu merasa hangat sejak bertemu denganmu.
Tahukah Kau meski nampaknya aku lelah terus-menerus dikelilingi anak-anak yang begitu menyita waktu dan keseharianku, meski mereka merenggut kecantikanku, sebenarnya rasa yang sebenar-benarnya sejak bertemu denganmu lalu kita dikaruniaNya 2 anak yang manis-manis itu, Kau membuat hidupku pasti.
Kau membuatku menjadi istri, ibu dan pengurus rumah, meski buruk tapi aku sudah berusaha sebaik mungkin (smile).

Hello Love,
tahukah Kau, aku tergila-gila padamu, setiap hari.

Hello Love,
tahukah Kau, wajah anak-anak kita begitu aku kagumi karena ada Kau pada wajah mereka.

Hello Love,
tahukah Kau, kalau kesulitan kita itu hanya sekedar uang itu bukan apa-apa bagiku.
Karena buatku kesulitan besar itu adalah kehilangan cintamu.

Hello Love,
aku tidak mau lagi memaksamu tersenyum padaku karena bagiku kau sudah selalu tersenyum padaku.

Hello Love,
tahukah Kau bahwa aku sering memandang wajahmu ketika Kau nyenyak dalam tidurmu. Apakah aku dalam mimpimu, entahlah.

Hello Love,
meski suara anak-anak begitu berisik dan terkadang memojokkan egoku untuk merasa sebal ah tidak Love tidak sebegitunya karena aku cinta suara mereka karena nada suara mereka ada nada suaramu yang sangat merdu bagiku.

Hello Love,
to Me You are Perfect

Di suatu tanggal, di suatu rasa kasmaran yang tak pernah habis, di suatu tempat bersamamu.
DH pada AP