Saturday, August 27, 2011

Mata Hati, Mata Jiwa

Negara Tropis, panas membara lalu melumer diterpa angin malam yang dingin.

Ketika ditempa begitu banyak kekurangan, justru jiwa ini dianugerahkanNya mata jiwa.
Dengan mata jiwa yang jernih ini malah bisa diperlihatkan siapa yang asli dan siapa yang palsu terhadap kita.
Semula menerimanya dengan erangan kesakitan hati, patah hati, rapuh lalu serasa mengubur diri.
Selanjutnya berubah menjadi musim semi yang mekar sumringah kaya makna meski penuh dengan balutan kesederhanaan.
Mata jiwa sangat jernih seperti danau tenang dn sejuk dengan segala pemandangan yang indah didalamnya.
Dengan menjalani anak tangga kehidupan baik itu yang rapuh atau yang kuat, keteguhan hati terhadap takdir yang harus dijalani itu yang utama.
Bahwa semua ini sudah selesai dituliskanNya 50.000 tahun yang lalu.
Aku bersyukur dengan mata hati yang datang saat ini, aku bisa dengan jernih melihat itu keindahan dibalik kemunafikan yang dihindarkan dariku.
Aku memang begini adanya, dan aku semakin tahu letakku dimana, kelak aku kalau berjumpa aku hanya mendengar celotehmu saja.

Friday, August 19, 2011

Ketentraman itu Anugrah yang Butuh Kebesaran Hati Menerima Semua yang Terjadi

Ramadhan 1432 H, hari ke 20
Negara Tropis Disapa Hembusan Angin Kesejukan.


Apa arti sebuah cemooh dan ejekan bagi kita ???
Sakit, itu pasti jawabannya.
Ternyata itu jawaban bagi kita yang masih mudah tersulut dengan hal-hal yang menurut rasa perasaan kita yang masih terlalu dangkal menyikapinya, bagi kita yang masih memanjakan diri kita.
Kita lebih mudah menerima pujian, sanjungan bahkan basa-basi terlalu berlebih yang penuh polesan bahwa kita ini baik.
Sebenarnya justru cemooh dan ejekan itulah ajang asahan hati, ajang menetapkan hati kita, mengasah kesabaran kita.


Ramadhan tahun ini, 1432 H, sudah banyak membuat saya berubah.
Allah begitu menguatkan saya dengan caraNya yang tak terduga.
Selalu dipandang dengan skeptis dan selalu dicurigai kalau saya ini intelek dalam intrik-intrik, malah membuat saya membuka mata bahwa perhatian saya yang saya tujukan untuk memaksa orang berubah menurut pandangan saya itu jelas menghasilkan cemooh itu sendiri.
Saya malah lega melaluinya, memang saya harus dijatuhkan, dicabut dari akar kesombongan saya, dikupas habis oleh cemooh dan diperas hati saya, setelah itu apa yang saya dapatkan ?
Saya mendapatkan ketentraman jiwa dengan bisa melihat hati sesungguhnya, cinta sejati itu adalah saling menerima, seperti cinta Allah terhadap saya yang berlimpah.
Saya di Ramadhan tahun ini bisa menyikapi segala cemooh dan ejekan dengan hati tentram, buat apa saya bingung dengan penilaian orang terhadap saya, buat apa saya menyakiti hati saya dengan membiarkan kecurigaan mereka merasuk pada diri saya, buat apa saya membalas perkataan-perkataan menyakitkan pada mereka.
Saya malah terasah untuk bersabar dan untuk berbesar hati menerima semua yang terjadi itu sudah rencana terbaik Allah bagi saya.(DH,mencintai hidup dan menghargai segala hal, kesabaran adalah tujuan utama)


*Ramadhan kali ini penuh kesejukan, ketenangan dengan anugerah mata hati bagi saya*