Thursday, July 19, 2012

Alhamdulillah, DiijinkanNya Berjumpa dengan Ramadhan 1433 H

Negara tropis ditempa angin sepoi-sepoi, mendamaikan hati.

Insya Allah hari ini saya berpuasa wajib Ramadhan di tahun 1433 H yang jatuh di umur saya yang ke 37 tahun.
Memaknai bepuasa butuh beberapa tahun mengasah saya untuk paham.
Beberapa kali kita menyalahkan Setan karena kekhilafan yang kita perbuat, bahkan sering kali.
Kalau memang Setan dibelenggu saat ini maka kita melawan diri kita di wujud keburukan kita sendiri.
Tidak perlu menyalahkan Setan kan kalau saat menjalani ibadah puasa kita tergoda melakukan banyak hal yang tidak seharusnya.
Tidak seharusnya itu termasuk hal-hal yang remeh, membicarakan keburukan orang.
Mudah tapi sering kita terpeleset di situ, membicarakan keburukan orang.
Sudah tentu saya sering tidak bisa menghindari hal-hal tersebut, hal-hal mudah yang ternyata berat.
Dengan kesadaran penuh sementara Facebook saya silence, Twitter saya sepi.
Bukan saya sok suci, sok sibuk di Bulan Suci Ramadhan ini.
Saya cuma sadar saya harus membelenggu diri saya dari hal-hal yang membuat saya tergoda mengomentari lalu saya terlena mengolok seseorang dengan mudah, prasangka itu memang datangnya kapan saja.
Apakah Setan menggiring saya dengan prasangka ?
Tidak
Saya yang menciptakan pikiran saya sendiri.
Untuk itu saya sadar dengan keterbatasan saya, maka saya layangkan permintaan maaf lalu saya mundur dari hingar bingar Facebook dan Twitter.
Bulan Ramadhan itu Rahmat yang diberikanNya pada saya, apakah saya akan menyia-nyiakannya begitu saja, bisa kan membunuh waktu dengan yang seharusnya dilakukan.
Ibadah di Bulan Seribu Bulan ini bukan main-main.
Masih maukah saya terlena dengan hal-hal yang sepertinya sepele tapi malah membuat saya tidak bisa mengerem diri saya sendiri.
Saya tidak takut dibicarakan dengan sinis, saya cuma takut tidak memaknai Ramadhan dengan maksimal. Umur kan tidak ada yang tahu.
Saya juga tidak minta dihormati dalam menjalankan ibadah puasa, melarang warung buka hanya karena minta dihormati.
Karena makna Puasa itu adalah kita mengendalikan diri kita secara maksimal dengan keadaan yang apa adanya.
Sedih juga sebagian dari kita ini berpuasa hanya menunda saat makan dan minum lalu sudah mengangankan menu apa untuk berbuka nanti.
Sudahlah penghakiman di atas adalah saya menghakimi diri saya sendiri, bukan orang lain.
Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf atas khilaf selip kata yang tercipta dari pemikiran saya lalu diketik oleh jari-jari dua tangan saya.

Ramadhan 1433 H di usia saya yang ke 37 tahun, di suatu tempat dengan segala kesadaran pemikiran yang sederhana ini tanpa menyalahkan Setan.

Wednesday, July 11, 2012

Tanpa Kau Tahu

Negara Tropis didera angin dingin, membekukan hati


Tanpa kau tahu aku tahu tapi aku tidak akan pernah bisa paham dengan pilihanmu.
Aku terpaku diam, nyeri paku diam itu menembus hatiku, sakit.
Aku menangis keras lalu lirih lalu berubah nangis miris tanpa air mata.
Aku memutuskan hanya memandangmu dari jauh karena kau demikian tega menentukan pilihanmu tanpa memikirkan keselamatan dirimu.
Aku marah tapi tak berdaya.
Aku yang percaya kau tulus itu ternyata kau tipu habis-habisan.
Aku tidak pernah menaruh harapan tinggi padamu karena aku sayang padamu, mendukungmu dalam keadaan apapun.
Aku merana mengingat manisnya perjalanan kita puluhan tahun meniti hidup, bahu-membahu memahami sekitar kita.
Aku hancur luluh lantak kau tipu habis-habisan.
Kau pikir kau bisa berkedok sampai kau mati.
Kau pikir kau bisa bertaubat setelah kau puas dengan ketidakwajaranmu.
Kau menyerahkan diri hanya pada kesenangan sesaat bahkan pada kesenangan yang bukan di titian yang semestinya.
Kau habiskan kesetiaan kasihku dengan kebohonganmu yang brutal.
Tahukah kau, aku tak sanggup membencimu.
Aku hanya merasakan kau tersesat di jalan gelap yang kau pilih.
Andai aku punya lentera aku tarik kembali kau dari gua kegelapan itu.
Tahukah kau, belahan hatiku masih berharap bahwa kebohongan itu tidak nyata.
Tahukah kau, belahan hatiku yang selalu mendukungku itu selalu membisikkan kata-kata : "Tunggulah dia sayangku, kelak dia kembali di titian yang semestinya, mari kita selamatkan dia".
Tapi aku sudah hancur tak mau berharap banyak hanya bisa bergumam tanpa kau tahu, aku sudah tahu dan aku hancur.


Di suatu tanggal, di suatu bulan, di suatu tempat terkuaknya segala kebohongan, di suatu kehancuran. Terima kasih tak terhingga pada Belahan Hatiku, Kekasihku yang selalu mendampingiku bahkan saat aku hancur, Belahan Hatiku yang membuatku utuh kembali.

Sunday, July 1, 2012

Belajar Banyak dari Tempaan.

Negara tropis menyambut kemarau kering bertiup angin dingin, mengeraskan tekad.


Dari ajang Final Indonesian Idol 2012 mataku yang mulai menua bisa melihat dari sisi yang berbeda, tidak berniat menghakimi seseorang, ini sekedar berbagi hasil penglihatan mata yang mulai menua dan baru sadar akan arti sesungguhnya hidup.


Kamasean Matthews, gadis muda belia baru berumur 17 tahun bulan Juni lalu begitu berlimpah bakat menyanyinya. 
Suaranya tidak sekedar merdu tapi juga punya warna tersendiri ehm bahasa awam saya ya suaranya berciri khas. 
Begitu mudah jalan yang dia lalui karena memang keunggulan suaranya itu membuatnya mudah melaju ke tahap selanjutnya.
Meski dia bercerita betapa perjuangannya mengikuti audisi benar-benar menguji kesabarannya, datang jam 7 pagi dan baru masuk ruang audisi untuk didengar juri pada pukul 11 malam. 
Dan tidak sia-sia dia lolos ke tahap-tahap selanjutnya. Semua rintangan yang dihadapinya tidak berarti di usianya yang masih muda, ibarat kata menurut saya seolah dia ibarat mobil  langsung melalui jalan tol tanpa rintangan berarti.
Dampaknya dia teguh memegang idealisme untuk bernyanyi di jalur Jazz, jalur tidak umum tidak semua orang bisa menikmati.
Dia menikmati lagu yang dia nyanyikan untuk mengekspresikan dirinya, menggelegar, meletup-letup khas semangat anak muda.
Dia menyanyi dengan ada rasa untuk menunjukkan dia mampu berbelok di jalur-jalur yang sulit, nampak jelas egonya.
Masih sangat muda dan melewati rintangan tak berarti membuatnya maaf egois menyanyi sekedar menunjukkan kemampuannya dan tidak terbantahkan suaranya memang merdu tapi lagu yang dia bawakan dia nikmati sendiri, nampak ketika dia menyanyikan lagu Vina Panduwinata yang berjudul Logika. 
Amburadul karena dia bikin nuansa jazzy dengan egonya, mungkin bagi para ahli merdu tapi merdu saja tidak cukup. Dia menyanyi hanya untuk menunjukkan bahwa dia jago menyanyi.
Menyanyi untuk banyak kalangan itu harus ada unsur menghiburnya, ah ini hanya pengertioan yang aku pahami.
Dari Kamasean yang masih sangat belia dan luar biasa merdu suaranya saya belajar menghargai suatu kemudahan yang kita alamai jangan sampai membuai kita lalu kita lupa diri, terbuai jadi egois.
Dari usianya masih muda jelas dia butuh asahan butuh suatu penolakan untuk membuatnya menghargai keberadaannya sebagai penyanyi yang menghibur pendengar bukan hanya sekedar penyanyi yang mengekspresikan dirinya saja.
Dan saya yakin kelak dia jadi penyanyi luar biasa kalau dia mau belajar dari sebuah kerendahan-hati. Selamat belajar Kamasean Matthews, kau luar biasa, usiamu masih muda jalan panjang masih terbentang lebar untukmu.
Selamat Kamasean Matthews meski belum tuntas babak final ini, selamat datang di dunia hiburan.


Regina Ivanova, finalis Indonesian Idol 2012 ini melalui 6 kali audisi Idol, Audisi pertama dia bareng dengan Delon.
Dan baru audisi yang ke 6 ini dia lolos berlanjut ke babak spektakuler.
Regina luar biasa kuat, konsisten dan belajar banyak dari kejatuhan-kejatuhan yang dia alami.
Tidak ada kata putus asa dan dari 5 kali audisi sebelumnya yang membuat dia gagal itu dia pelajari, hasilnya dia selalu tepat memilih judul lagu dan warna musik yang dia pilih.
Kegigihannya mengajarkan banyak hal, boleh jadi dia kalah di 5 audisi sebelumnya, justru 5 kali kegagalan itu dia mengantongi banyak ilmu untuk menjadi penyanyi sejati, justru 5 kali kegagalannya itu membuatnya menang kelak, saya yakin itu.
Saya terpukau ketika dia membawakan lagu Vina Panduwinata dengan judul Ternyata Aku Makin Cinta, warna suaranya yang lembut dan cara bernyanyinya murni untuk menghibur penonton/pendengar karena dia bisa mengikis egonya untuk menonjolkan kemampuannya secara berlebihan. 
Benar kata Agnes Monica ibarat kata apa yang disajikan Regina itu masakan, maka masakan Regina itu pas sesuai semua ya porsinya ya rasanya pas luar biasanya.
Ketika Regina membawakan lagu Kemenangan, yang terdengar adalah suara lembut tapi TEGAS tidak membentak, indah.


Dari sekedar menonton saya jadi belajar banyak hal tentang betapa perjuangan dari jatuh untuk bangkit berjuang kembali itu menghasilkan kekuatan dan empati, mengikis keegoisan.
Saya belajar juga bahwa kemudahan yang begitu membentang itu jebakan yang tak nyata, sering membuai kita untuk egois angkuh ingin dilihat tanpa memperhatikan perasaan orang lain terhadap kita.

Sedangkan kegagalan yang dihadapi dengan kuat untuk bangkit kembali itu mematangkan jiwa, menguatkan langkah.




"di suatu tanggal di suatu kesadaran"