Sunday, July 1, 2012

Belajar Banyak dari Tempaan.

Negara tropis menyambut kemarau kering bertiup angin dingin, mengeraskan tekad.


Dari ajang Final Indonesian Idol 2012 mataku yang mulai menua bisa melihat dari sisi yang berbeda, tidak berniat menghakimi seseorang, ini sekedar berbagi hasil penglihatan mata yang mulai menua dan baru sadar akan arti sesungguhnya hidup.


Kamasean Matthews, gadis muda belia baru berumur 17 tahun bulan Juni lalu begitu berlimpah bakat menyanyinya. 
Suaranya tidak sekedar merdu tapi juga punya warna tersendiri ehm bahasa awam saya ya suaranya berciri khas. 
Begitu mudah jalan yang dia lalui karena memang keunggulan suaranya itu membuatnya mudah melaju ke tahap selanjutnya.
Meski dia bercerita betapa perjuangannya mengikuti audisi benar-benar menguji kesabarannya, datang jam 7 pagi dan baru masuk ruang audisi untuk didengar juri pada pukul 11 malam. 
Dan tidak sia-sia dia lolos ke tahap-tahap selanjutnya. Semua rintangan yang dihadapinya tidak berarti di usianya yang masih muda, ibarat kata menurut saya seolah dia ibarat mobil  langsung melalui jalan tol tanpa rintangan berarti.
Dampaknya dia teguh memegang idealisme untuk bernyanyi di jalur Jazz, jalur tidak umum tidak semua orang bisa menikmati.
Dia menikmati lagu yang dia nyanyikan untuk mengekspresikan dirinya, menggelegar, meletup-letup khas semangat anak muda.
Dia menyanyi dengan ada rasa untuk menunjukkan dia mampu berbelok di jalur-jalur yang sulit, nampak jelas egonya.
Masih sangat muda dan melewati rintangan tak berarti membuatnya maaf egois menyanyi sekedar menunjukkan kemampuannya dan tidak terbantahkan suaranya memang merdu tapi lagu yang dia bawakan dia nikmati sendiri, nampak ketika dia menyanyikan lagu Vina Panduwinata yang berjudul Logika. 
Amburadul karena dia bikin nuansa jazzy dengan egonya, mungkin bagi para ahli merdu tapi merdu saja tidak cukup. Dia menyanyi hanya untuk menunjukkan bahwa dia jago menyanyi.
Menyanyi untuk banyak kalangan itu harus ada unsur menghiburnya, ah ini hanya pengertioan yang aku pahami.
Dari Kamasean yang masih sangat belia dan luar biasa merdu suaranya saya belajar menghargai suatu kemudahan yang kita alamai jangan sampai membuai kita lalu kita lupa diri, terbuai jadi egois.
Dari usianya masih muda jelas dia butuh asahan butuh suatu penolakan untuk membuatnya menghargai keberadaannya sebagai penyanyi yang menghibur pendengar bukan hanya sekedar penyanyi yang mengekspresikan dirinya saja.
Dan saya yakin kelak dia jadi penyanyi luar biasa kalau dia mau belajar dari sebuah kerendahan-hati. Selamat belajar Kamasean Matthews, kau luar biasa, usiamu masih muda jalan panjang masih terbentang lebar untukmu.
Selamat Kamasean Matthews meski belum tuntas babak final ini, selamat datang di dunia hiburan.


Regina Ivanova, finalis Indonesian Idol 2012 ini melalui 6 kali audisi Idol, Audisi pertama dia bareng dengan Delon.
Dan baru audisi yang ke 6 ini dia lolos berlanjut ke babak spektakuler.
Regina luar biasa kuat, konsisten dan belajar banyak dari kejatuhan-kejatuhan yang dia alami.
Tidak ada kata putus asa dan dari 5 kali audisi sebelumnya yang membuat dia gagal itu dia pelajari, hasilnya dia selalu tepat memilih judul lagu dan warna musik yang dia pilih.
Kegigihannya mengajarkan banyak hal, boleh jadi dia kalah di 5 audisi sebelumnya, justru 5 kali kegagalan itu dia mengantongi banyak ilmu untuk menjadi penyanyi sejati, justru 5 kali kegagalannya itu membuatnya menang kelak, saya yakin itu.
Saya terpukau ketika dia membawakan lagu Vina Panduwinata dengan judul Ternyata Aku Makin Cinta, warna suaranya yang lembut dan cara bernyanyinya murni untuk menghibur penonton/pendengar karena dia bisa mengikis egonya untuk menonjolkan kemampuannya secara berlebihan. 
Benar kata Agnes Monica ibarat kata apa yang disajikan Regina itu masakan, maka masakan Regina itu pas sesuai semua ya porsinya ya rasanya pas luar biasanya.
Ketika Regina membawakan lagu Kemenangan, yang terdengar adalah suara lembut tapi TEGAS tidak membentak, indah.


Dari sekedar menonton saya jadi belajar banyak hal tentang betapa perjuangan dari jatuh untuk bangkit berjuang kembali itu menghasilkan kekuatan dan empati, mengikis keegoisan.
Saya belajar juga bahwa kemudahan yang begitu membentang itu jebakan yang tak nyata, sering membuai kita untuk egois angkuh ingin dilihat tanpa memperhatikan perasaan orang lain terhadap kita.

Sedangkan kegagalan yang dihadapi dengan kuat untuk bangkit kembali itu mematangkan jiwa, menguatkan langkah.




"di suatu tanggal di suatu kesadaran"



No comments:

Post a Comment