Wednesday, July 11, 2012

Tanpa Kau Tahu

Negara Tropis didera angin dingin, membekukan hati


Tanpa kau tahu aku tahu tapi aku tidak akan pernah bisa paham dengan pilihanmu.
Aku terpaku diam, nyeri paku diam itu menembus hatiku, sakit.
Aku menangis keras lalu lirih lalu berubah nangis miris tanpa air mata.
Aku memutuskan hanya memandangmu dari jauh karena kau demikian tega menentukan pilihanmu tanpa memikirkan keselamatan dirimu.
Aku marah tapi tak berdaya.
Aku yang percaya kau tulus itu ternyata kau tipu habis-habisan.
Aku tidak pernah menaruh harapan tinggi padamu karena aku sayang padamu, mendukungmu dalam keadaan apapun.
Aku merana mengingat manisnya perjalanan kita puluhan tahun meniti hidup, bahu-membahu memahami sekitar kita.
Aku hancur luluh lantak kau tipu habis-habisan.
Kau pikir kau bisa berkedok sampai kau mati.
Kau pikir kau bisa bertaubat setelah kau puas dengan ketidakwajaranmu.
Kau menyerahkan diri hanya pada kesenangan sesaat bahkan pada kesenangan yang bukan di titian yang semestinya.
Kau habiskan kesetiaan kasihku dengan kebohonganmu yang brutal.
Tahukah kau, aku tak sanggup membencimu.
Aku hanya merasakan kau tersesat di jalan gelap yang kau pilih.
Andai aku punya lentera aku tarik kembali kau dari gua kegelapan itu.
Tahukah kau, belahan hatiku masih berharap bahwa kebohongan itu tidak nyata.
Tahukah kau, belahan hatiku yang selalu mendukungku itu selalu membisikkan kata-kata : "Tunggulah dia sayangku, kelak dia kembali di titian yang semestinya, mari kita selamatkan dia".
Tapi aku sudah hancur tak mau berharap banyak hanya bisa bergumam tanpa kau tahu, aku sudah tahu dan aku hancur.


Di suatu tanggal, di suatu bulan, di suatu tempat terkuaknya segala kebohongan, di suatu kehancuran. Terima kasih tak terhingga pada Belahan Hatiku, Kekasihku yang selalu mendampingiku bahkan saat aku hancur, Belahan Hatiku yang membuatku utuh kembali.

No comments:

Post a Comment