Friday, November 11, 2011

Doa Untuk Putraku

Doa Untuk Putraku (Tulisan Jendral Douglas McArthur)


- Doa untuk Putraku -

Tuhanku...
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hatidalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuktetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia."
   
*aku dapat dari Motivator Ternama : Andri Wongso

Intinya jadi aku pahami bahwa kesulitan itu Anugrah luar biasa untuk mengasah dan menempa kita jadi tangguh dan tidak lembek dan cengeng terhadap kehidupan

Thursday, November 10, 2011

Kalau Mama Punya Uang

Negara tropis mulai sering diguyur hujan, jadi merindukan teriknya matahari cerah.


Masih saja dan tetap saja halangan-halangan selalu terbentang tapi aku meyakini bahwa nikmatNya masih jauh lebih besar terhampar untukku.
9 tahun yang lalu, suara kecil Daffa kalau ingin mainan selalu tidak lama terjawabnya, kehidupan begitu bergulir mudah. akh sudahlah.

Sudah sebulan ini Menara kalau ikut aku ke toko klontong untuk beli beberapa keperluan dia selalu ikut, lalu dia jongkok dengan tenang di bagian mainan anak-anak, menatap mesra pada sebuah mobil yang ada remote control-nya itu. Begitu aku hampiri, dia dengan suara lucunya yang khas renyah itu berkata, "Kalau mama punya uang nanti, aku minta dibelikan mobilan (mobil-mobilan) ini boleh kan, sudah aku suruh tunggu itu mobilan lho Ma".
Keinginannya sederhana tapi dahsyat sabar dirinya tidak seperti anak lain yang harus dibelikan saat itu juga, dia juga tenang tidak merengek, justru karena dia begitu, seakan membuatku tertusuk, perih hatiku, ngilu.

Sabar ya Menara, kelak kita tidak begini, percayalah.
Saat inipun sudah mewah buat kita semua, Papa, Kakak Daffa, Menara dan Mama diparingI kesehatan dan cukup makan meski sederhana.
Sabar ya Nak.
Tangisan hatiku seakan menggodaku ingin kembali ke titik 9 tahun yang lalu tapi itu hanya bisikan maut menyedihkan.
Menghadapinya dengan kuat itu yang utama.
Aku percaya tidak selamanya kami seperti saat ini...
Biarlah kasih sayang Allah saat ini aku nikmati meski perih menahan akan duniawi sebentar saja...tunggulah barang sejenak ya Nak. Bisikku lirih.


ditulis ditengah badai pemikiran kenapa sejauh ini aku melangkah aku hanya bisa diam

Thursday, November 3, 2011

Terima Kasih, Kau disitu

Negara tropis panas membara, sepi menggema sunyi menyapa

Kalau kasih bertepuk sebelah tangan aku mau perbuat apa
Kalau kasih memihak disisi yang salah aku mau berdaya apa
Sudah pilihannya kalau bukan aku yang dibela dan diperjuangkan
Sudah pilihannya kalau dia di pihak yang menderaku, menjatuhkanku tapi aku tidak mau jadi korban

Sudah jalan hidup demikian yang harus aku lalui
Bukan menjadi orang yang harus diperjuangkan meski aku melimpahkan perhatian dan kasihku, itu sudah menjadi garisku
Maka aku menepi, menjauh, tidak berusaha menggapai kasihnya lagi

Aku tidak menyerah karena aku sudah tidak berjuang lagi menggapai kasihnya...kasih mereka padaku.
Adaku demikian dan aku menggenggam 3 hati yang sudah menjadi berkahku dariNya.
Terima kasih, kau disitu, kau di sisi yang tidak mungkin aku sapa karena ketegasanku, karena perbedaan yang mendasar.

*Sedih tapi tidak luluh lantak, tidak hancur karena kesadaran yang tegas ada bersamaku*

Damai di Ruang Jiwa

Negara tropis masih panas membara meski hujan sesekali menyapa.


Sinar mataku tetap ada meski asa menipis
Sinar mataku tetap berpegang teguh pada kumpulan-kumpulan doa yang menumpuk
Boleh asaku menipis tapi keyakinanku padaNya semakin jelas dan nyata
Boleh saja segelintir dari mereka meremehkan aku tapi aku tidak membiarkan jiwaku  terbunuh dengan cemooh mereka
Aku tetap yakin bahwa jalan itu terbentang luas 
Yang aku butuhkan adalah hening dalam doa tanpa gaduh mengeluh
Bentangan waktu yang tak kumengerti kapan akan tiba itu baiknya aku lewati dengan damai, menerima diriku yang begini adanya dengan segenap cinta.