Saturday, August 27, 2011

Mata Hati, Mata Jiwa

Negara Tropis, panas membara lalu melumer diterpa angin malam yang dingin.

Ketika ditempa begitu banyak kekurangan, justru jiwa ini dianugerahkanNya mata jiwa.
Dengan mata jiwa yang jernih ini malah bisa diperlihatkan siapa yang asli dan siapa yang palsu terhadap kita.
Semula menerimanya dengan erangan kesakitan hati, patah hati, rapuh lalu serasa mengubur diri.
Selanjutnya berubah menjadi musim semi yang mekar sumringah kaya makna meski penuh dengan balutan kesederhanaan.
Mata jiwa sangat jernih seperti danau tenang dn sejuk dengan segala pemandangan yang indah didalamnya.
Dengan menjalani anak tangga kehidupan baik itu yang rapuh atau yang kuat, keteguhan hati terhadap takdir yang harus dijalani itu yang utama.
Bahwa semua ini sudah selesai dituliskanNya 50.000 tahun yang lalu.
Aku bersyukur dengan mata hati yang datang saat ini, aku bisa dengan jernih melihat itu keindahan dibalik kemunafikan yang dihindarkan dariku.
Aku memang begini adanya, dan aku semakin tahu letakku dimana, kelak aku kalau berjumpa aku hanya mendengar celotehmu saja.

No comments:

Post a Comment