Kupandangi wajahmu meski sedikit terhalang oleh "Mawar tak berduri" ramuan dari Agatha Christie, sesekali kau mengernyitkan dahimu dan aku tetap memandangmu.
Kau bentengi perasaan hatimu yang sedang mengetuk pintu hatimu itu, kalau ada seseorang yang sedang memandang wajahmu.
Kau bangun begitu kokoh rupanya sampai kau tidak merasakan pandanganku.
Biarlah, aku tidak peduli dengan kokohnya tembok hatimu itu.
Aku tetap memandangmu dengan tulus.
Lihatlah kau sesekali tersenyum kecil dan aku tahu senyummu itu ada karena ramuan Si Ratu cerita favoritmu itu, Agatha Christie.
Mungkin lebih terasa senyummu itu meski senyum kecil kalau kau tujukan untukku.
Bagi orang lain kau bisa jadi tidak istimewa tapi bagiku kau sangat istimewa.
Kau selalu ada ketika aku tak perlu memandangmu.
Kau malah meracik ramuan cerita begitu manis tapi tidak membuatku tersedak karena rasa manisnya yang melekat itu.
Kau selalu ada ketika aku tak perlu memanggilmu lalu aku menyatakan rasa gundahku.
Kau selalu ada di kalbuku dan kau tahu itu.
Sejenak kemudian kau letakkan buku hitam bergambar wanita bergaun kuno itu.
Dan aku tahu kau menghampiriku, mendekat ke arahku.
Tersenyum padaku dan kau perlahan jalan ke arahku sedangkan aku terpana sesaat.
sarapan apa pagi ini??? selalu itu pertanyaan cintanya padaku |
Aku tersenyum tersipu malu, tertangkap basah pikiranku ini olehmu.
No comments:
Post a Comment