Beberapa kali bertemu dengan kerabat yang dulunya erat, bersenda gurau bahkan saling bertukar cerita, ternyata hanya tersisa pandangan sebelah mata saja.
Tidak ada lagi canda tawa yang berbalas serta tawa renyah, hanya ada tatapan sinis serta sambutan dingin.
Pandangannya tidak teduh lagi.
Bahkan kini hanya beberapa kalimat sinis yang ditujukannya padaku.
Kalimat-kalimatnya menghakimiku, aku cuma diam, merekam semua kepiluan hati.
Ingin rasanya membuang rasa sakitnya hati, semakin ingin aku buang semakin melekat erat bahkan intonasi serta gaya bicaranya begitu menggema.
Dulu begitu bangga dia mengakuiku sebagai kerabatnya.
Kini ???
Sebegitu mudah ingin dia hapus aku dari kekerabatannya hanya karena kegagalan masih berpihak pada kami.
Perih ???
Iya.
Bukankah hati Tercipta untuk menerima banyak luka agar tidak meluka ???
Jelas aku bukan orang yang baik untuk itu aku merasa harus banyak melakukan hal baik.
Jelas kesalahan begitu banyak menumpuk padaku karena aku jauh dari sempurna.
Tapi dari kesalahan yang aku lakukan jelas aku menyesalinya dan aku belajar banyak agar tidak mengulanginya.
Siapa kamu ???
Itu tatapan matanya terhadapku saat ini.
Kini bukan perih yang tersisa tapi malah bentuk Syukur tak terkira.
Allahku Yang Berhak Menghakimiku.
Keyakinanku akan semua ini membuatku tegar hanya karena Bersandar Pada Allah Semata, terserah padamu menganggapku apa.
Doaku bagi kebaikanmu selalu mengiringimu.
Bukankah Cuma Allah Yang Berhak pada hatimu ???
MengingatMu lebih indah dari meratap diri karena hinaan |
*Kampung kumuh, penuh sesak mendesak untuk mendaur ulang sampah yang ada*
Foto diambil dari http://newsimg.bbc.co.uk
No comments:
Post a Comment