Tuesday, March 6, 2012

Akibat Sok Akrab, Salah Alamat

Negara tropis diterpa hujan syahdu di waktu menjelang fajar, menyisakan pelajaran begitu Subuh usai.

Sesaat setelah usai Subuh dan Al Waqiah kami baca, aku meyiapkan sarapan sambil sesekali bercerita maklum rumah sewa yang kami tempati saat ini kecil mungil.
Aku bercerita tentang pertemuanku dengan salah satu adik Papaku.
Salah satu putra adik Papaku ini terbilang sukses saat ini, di usia begitu muda semuanya tercukupi.
Lalu aku tanya tentang alamat sepupuku itu ke Tanteku alias ibunya sepupuku itu.
Semula dijawab begini, "Oh iya nanti tak kasih alamatnya", gitu jawab Tanteku.
Sampai di akhir pertemuan Tanteku tidak kunjung memberi tahuku alamat sepupuku itu.
Bahkan ketika aku ingatkan untuk memberiku alamat sepupuku itu, Tanteku menjawab dengan alasan yang lucu, alasan yang cocok dia lontarkan ke anak usia 5 tahun, begini jawabnya, "Oh Hit, alamatnya adikmu itu panjang, Tante gak hafal".
Dia lupa kalau aku seorang ibu, sepanjang apapun alamat anakku kelak Insya Allah aku hafal karena pastinya aku mengirimkan bingkisan untuk anak cucuku.
Ah sudahlah
Dalam hatiku aku sudah tahu pasti Tanteku berpikir kalau aku sampai tahu alamat sepupuku itu aku pasti datang dan merepotkan sepupuku. Gelagatnya kelihatan jelas takut keberhasilan anaknya diusik oleh kehadiranku.
Pelajaran yang utama aku petik, keadaanku saat ini dicurigai akan selalu minta bantuan pada saudara yang kaya. 
Jelas Tanteku salah alamat menuduhku demikian.
Karena apa ??
Karena aku meminta bantuan hanya pada ALlah semata.
Pelajaran tambahan selanjutnya yang aku petik adalah sok akrabku ini merendahkan aku sendiri.

Suamiku mendengar ceritaku sampai habis lalu dia tersenyum tipis dan bertampang serius lalu suara beratnya mengalir begini, "Lain kali cukuplah salam dan tidak usah kau tanya apa pun".

Ternyata menjadi terpinggirkan itu menjadi tahu diri.
Aku siapkan sarapan suamiku lalu aku siapkan bajunya, selesai dia dhuha aku sodorkan keperluannya yang aku siapkan tadi.

Dari sepenggal cerita sederhana tapi nyata itu aku bersyukur bahwa Allah sebaik-baiknya penolong.
Hasbunallah wanikmal wakil, Cukuplah Allah Menjadi Penolong Kami.

Tentang perlakuan Tanteku itu tidak membuatku sakit hati karena semua kejadiannya yang menimpaku adalah atas izin Allah semata. 

No comments:

Post a Comment