Benar teori Maslow,salah satu kebutuhan dasar manusia itu adalah "pengakuan" dari sesamanya.
Jadi kadang aku harus menahan mules di perut ketika membaca status yang sangat tidak perlu diupload di Facebook,misalnya ..."malam jumat nih,waktunya mesra dgn suami"...(minta pengakuan bahwa dia sudah berumah tangga dan rumah tangganya okay)..."wah gimana ya koq jadi beli Chanel lagi ya padahal bulan lalu sudah beli"...(butuh pengakuan dirinya sophiscated)..."ough lamanya,padahal cuma mbetulin audio mobil baru"...(butuh pengakuan kalau sudah bisa beli mobil baru,sudah tahu kalau mbetulin audio itu makan waktu lama tapi demi update status)..."Ups jadi ketagihan StarBuck neehh"..(butuh pengakuan bahwa sudah bisa ngopi gaya kelas atas).............TAPI AKU SADARI FACEBOOK DARI SESEORANG ITU ADALAH HAK SESEORANG TSB...time changed people...teman-teman sekolah kita dulu pun sudah banyak berubah.
Aku saja yang terlalu sensitif karena prinsipku,kemapananku bukan untuk dipamerkan dan kesusahanku bukan untuk diupload di Fb...begitu kata suamiku.
Status Fb teman-teman juga banyak yang bermanfaat,status yg berbagi info pendidikan,info judul buku yang bagus dan yang asyik lagi status Fb yang mendinginkan hati dengan sekedar berbagi nasehat kebaikan...
Jadi Facebook itu cuma tergantung bagaimana kitanya...
Ada juga karena sesuatu yang tidak baik membuat seseorang "memalsukan" pribadi seseorang dengan membuat account Facebook palsu seseorang yg sedang dia benci.Bisa ditebak isinya pun jauh dari kepribadia seseorang yang asli...istilahnya "pembunuhan karakter" begitu yang sedang in.
Lagi-lagi itu tergantung pada pribadi kita sendiri...kalau mau tetap jadi pecundang ya selalu "usil" dengan membuka account Facebook seseorang atau memalsu pribadi orang lain.
Dan Facebook sudah punya parameternya...yang dilecehkan bisa memblokir account tersebut.
Kebaikan itu sebenarnya simpel...sederhana dan bisa dilakukan siapa saja,jadi kita berjalan di jalur kita saja dan tidak melukai seseorang...
Terima kasih pada Facebook saya bisa bertemu dengan kerabat yang lama tidak bisa saya jumpai,bisa bertemu dengan teman yang benar-benar teman,bahkan bertemu dengan adik-adik saya yang hampir 3 tahun ini belum bisa berpelukan langsung...belum bisa lagi saling meledek secara langsung.
This is the bright side of Facebook atau the silver lining-nya Fb (begitu kata Mr Little ketika menasehati Stuart Little)
No comments:
Post a Comment